Viral Video Guru Dan Murid Gorontalo

The latest and trending news from around the world.

Viral Video Guru Dan Murid Gorontalo
Viral Video Guru Dan Murid Gorontalo from

Viral Video Guru Dan Murid Gorontalo

Asal-usul Video

Sebuah video yang memperlihatkan seorang guru tengah menampar muridnya di sebuah sekolah dasar di Gorontalo viral di media sosial. Video tersebut diduga direkam pada Selasa 27 September 2022, dan diunggah oleh akun Facebook bernama "Gorontalo Update".

Dalam video tersebut, terlihat seorang guru perempuan sedang memukul seorang murid laki-laki di bagian kepala dan wajah. Murid tersebut terlihat berusaha menghindar dan menutupi kepalanya, namun gurunya terus memukulnya.

Video tersebut sontak mendapat kecaman dari warganet. Banyak yang mengecam tindakan gurunya yang dinilai berlebihan dan tidak pantas dilakukan oleh seorang pendidik.

Respon Pihak Sekolah dan Dinas Pendidikan

Pihak sekolah dan Dinas Pendidikan Gorontalo telah memberikan tanggapan terkait video viral tersebut. Kepala Sekolah Dasar tempat kejadian menyatakan bahwa pihaknya telah memanggil guru yang bersangkutan untuk dimintai keterangan.

Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Gorontalo, Rustam Akili, mengatakan bahwa pihaknya akan memanggil guru tersebut untuk dimintai klarifikasi terkait kejadian tersebut. Rustam juga menegaskan bahwa pihaknya tidak mentolerir tindakan kekerasan dalam bentuk apapun di lingkungan sekolah.

Konsekuensi Hukum

Tindakan guru tersebut dapat dikenakan sanksi hukum. Pasal 80 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak mengatur bahwa setiap orang yang melakukan kekerasan fisik terhadap anak diancam pidana penjara paling lama 3 tahun 6 bulan dan/atau denda paling banyak Rp72 juta.

Selain itu, guru tersebut juga dapat dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang Penganiayaan yang ancaman pidananya adalah penjara paling lama 2 tahun 8 bulan.

Pelajaran yang Dapat Diambil

Kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, terutama pendidik, untuk tidak menggunakan kekerasan dalam mendidik anak. Tindakan kekerasan tidak hanya merugikan fisik anak, tetapi juga dapat menimbulkan trauma psikologis yang berkepanjangan.

Dalam mendidik anak, dibutuhkan kesabaran, keteladanan, dan pendekatan yang humanis. Guru harus menjadi figur yang dihormati dan diteladani oleh siswanya, bukan sebaliknya.