Guru Dan Murid Gorontalo Twitter

The latest and trending news from around the world.

Guru Dan Murid Gorontalo Twitter
Guru Dan Murid Gorontalo Twitter from

Guru Dan Murid Gorontalo Twitter

Cerita hangat dunia शिक्षा dari Gorontalo

Guru Tidak Hadir Picu Protes Murid di Gorontalo

Gorontalo - Aksi protes dilakukan oleh murid kelas IX SMP Negeri 1 Tibawa, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Protes tersebut dipicu oleh ketidakhadiran guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.

Menurut perwakilan murid, mereka telah berulang kali meminta penjelasan dari pihak sekolah terkait ketidakhadiran guru tersebut, namun tidak mendapatkan respons yang memuaskan. Hal ini menyebabkan murid merasa dirugikan karena materi pelajaran yang seharusnya diterima tidak tersampaikan.

Protes murid tersebut mendapat perhatian dari berbagai pihak, termasuk Dinas Pendidikan Kabupaten Gorontalo. Kepala Dinas Pendidikan, Andika Pratama, menyatakan bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti masalah ini dan mencari solusi terbaik untuk memastikan proses belajar mengajar tetap berjalan dengan baik.

Siswa SD di Gorontalo Belajar dalam Kondisi Sekolah Rusak

Gorontalo - Sebanyak 600 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 14 Paguat, Kecamatan Paguat, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, terpaksa belajar dalam kondisi sekolah yang rusak.

Kerusakan sekolah tersebut terjadi sejak beberapa tahun lalu akibat bencana alam. Namun, hingga saat ini, belum ada perbaikan yang dilakukan oleh pemerintah setempat.

Kondisi sekolah yang rusak membuat siswa tidak nyaman dan khawatir saat belajar. Atap sekolah yang bocor, dinding yang retak, dan lantai yang rusak menjadi pemandangan sehari-hari di SDN 14 Paguat.

Guru Honorer di Gorontalo Terima Insentif Rp 500 Ribu per Bulan

Gorontalo - Pemerintah Provinsi Gorontalo memberikan insentif sebesar Rp 500 ribu per bulan kepada guru honorer di daerah tersebut.

Insentif tersebut diberikan sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi dan pengabdian guru honorer dalam mencerdaskan anak bangsa.

Pemberian insentif ini disambut baik oleh guru honorer di Gorontalo. Pasalnya, mereka selama ini hanya menerima honor yang sangat minim, bahkan di bawah upah minimum regional (UMR).